Sanian (80) th, seorang pria lansia yang hidup sebatangkara selama 30 tahun tinggal di tengah hutan. Hal ini diceritakan olehnya, saat wartawan menyambangi kediaman nya di wilayah Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan , Kabupaten Pandeglang pada Jum’at, (24/1/2024), sekira pukul 14.00 WIB.
Ditengah rimbunan pohon, berdiri sebuah gubug yang tidak layak huni dan menjadi satu-satu nya tempat berlindung dan menetap disana. Kondisi sangat memprihatinkan ini telah dilalui oleh nya selama 30 tahun, semenjak kematian istrinya yang meninggalkan seorang anak hingga dewasa.
“Sudah 30 Tahun disini, dulu sempat punya istri dan 1 orang anak laki-laki yang sekarang sudah dewasa, namun ia ga tinggal disini” kata Sanian saat di temui.
Dirinya menuturkan, semenjak kepergian istrinya yang saat itu mereka telah berumah tangga di luar wilayah Desa Banyubiru 30 tahun yang lalu, ia memutuskan untuk tinggal di lokasi yang sekarang.
Menurutnya, kala itu jika malam hari, hanya diterangi oleh lampu minyak tanah. Dan untuk mencukupi kebutuhan nya sehari – hari , ia mengaku menjual dari hasil buah – buahan seperti melinjo dan kelapa, juga salak dan lain nya yang di peroleh dari tanah miliknya.
“Sekarang sudah ga kuat lagi bekerja, pinggang nya sakit, untuk mandi ke kali di bawah sana juga jalan nya sudah nga kuat,” imbuh nya.
Ditanya soal bantuan dari Pemerintah setempat, Sanian mengatakan pernah mendapatkan bantuan berupa uang dari Desa, juga secara rutin pihak Desa selalu memberinya beras.
Namun menurutnya, hal yang paling di inginkan nya adalah memiliki rumah yang layak huni, juga kebutuhan air bersih untuk dirinya membersihkan diri.
“Dulu sempat ditawari bantuan program rumah dari Pemerintah, namun saya ga mau. Katanya harus ada biaya sendiri,” katanya.
Sukri Gozali, selaku adik kandung nya pun merasa prihatin melihat kondisi saudaranya yang selama puluhan tahun tinggal sendiri di tengah hutan.
“Sangat prihatin juga melihat kondisi saudara saya seperti ini. Mau gimana lagi, saya sendiri pun belum mampu sepenuhnya untuk membantunya. Ya, terkadang sesekali menengok kesini,” kata Gozali yang kebetulan berada dilokasi.
Dikonfirmasi Sekretaris Desa Banyubiru, Akhmad Hasanudin membenarkan bahwa Sanian, salah satu dari warga nya.
“Betul, ia warga kami dan menetap dilokasi tersebut. Namun upaya dan perhatian dari kami telah dilakukan. Beliau sebagai KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) DD, juga sebagai KPM ( Keluarga Penerima Manfaat) Program Ketahanan Pangan. Untuk bantuan RTLH ( Rumah Tidak Layak Huni) juga pernah di usulkan, namun ia menolak menurutnya tidak ada biaya, dan tanah tersebut masih satu blok dengan keluarga nya,” beber Carik Desa Banyubiru pada wartawan.
Carik juga menuturkan, upaya lain yang saat ini sedang dilakukan oleh nya bersama warga setempat yaitu saat ini mereka sedang mengumpulkan dana secara swadaya untuk membantu rumah Sanian.
“Selayaknya, para pendamping program baik itu PKH dan lain nya, juga para kader di Desa lebih intens untuk hal seperti ini. Menilik kondisi keadaan dan usia nya yang telah lansia, wajar kalau ia mendapatkan program PKH lansia. Juga para bidan dan kader Desa juga seharusnya turut peduli, dengan mengecek kondisi kesehatan dari warga lansia tersebut,” pungkas salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Labuan.